Semester genap dimulai, MAN 2 Banyuwangi melaksanakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka)

Berita361 Dilihat

Pandemi merupakan suatu kejadian yang memang tak dapat diprediksi sebelumnya. Siapa yang akan menyangka dengan adanya penyebaran virus yang sangat mambahayakan bagi setiap individu sehingga menyebabkan beberapa lembaga ditutup dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Salah satunya yaitu lembaga pendidikan formal atau instansi pendidikan MAN 2 Banyuwangi yang terletak di Desa Genteng Kulon, Dusun Kopen Kecamatan Genteng, Banyuwangi, harus mengadakan pengalihan pembelajaran dengan cara Daring. Tak sampai disini saja, kegiatan daring  ternyata menimbulkan dampak positif-negatif bagi siswa-siswi MAN 2 Banyuwangi. Sehingga pihak Madrasah pun harus berusaha mengupayakan terselenggarakannya sekolah tatap muka kembali.

Tak mudah untuk mengupayakan adanya pembelajaran tatap muka kembali, berbagai standart dan syarat harus dipenuhi setiap lembaga pendidikan untuk bisa menyelenggarakan adanya pembelajaran tatap muka. Banyuwangi beberapa kali sudah memasuki zona merah yang mengakibatkan tidak bisa terselenggaranya pembelajaran tatap muka. Karena hanya wilayah berzona kuning yang diijinkan untuk memulai pembelajaran tatap muka. MAN 2 Banyuwangi yang notabennya sebagai Madrasah Aliyah Negeri tentulah harus mengikuti intruksi atau arahan dari pemerintah setempat. Yang mana sekarang Banyuwangi sudah memasuki zona kuning yang membuka peluang untuk diadakannya pembelajaran tatap muka.

Dengan diturunkannya SKB (surat keputusan bersama), MAN 2 Banyuwangi telah melakukan uji coba PTM (Pembelajaran Tatap Muka) sejak Jumat, 5 Februari 2021. Tentunya banyak persiapan yang dilakukan sebelum PTM ini berlangsung, seperti dengan mengajukan izin melalui Kemenag Banyuwangi, kemudian langsung ke Kanwil Surabaya. Menunggu beberapa minggu, lalu turun surat tersebut yang  direkomendasikan untuk PTM. Pihak madrasah khususnya gugus tugas dimadrasah ini juga tidak mengesampingkan dari gugus kecamatan Genteng. Jadi kombinasi diizinkan untuk PTM ini.

 Bapak Anwar selaku kepala madrasah menuturkan bahwa tenaga kependidikan seperti guru dan karyawan adalah yang paling pokok dan harus diperhatikan. Karena pada usia seperti mereka 30-50 keatas lebih rentan terjangkit penyakit daripada siswa/i yang mempunyai ketahanan imun lebih kuat. Dari SKB(surat keputusan bersama) yang diluncurkan oleh 4 kementrian yaitu : Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Kementrian Dalam Negeri, dan Kementrian Kesehatan. Menyebutkan bahwa dalam keadaan wilayah zona kuning pembelajaran tatap muka boleh diselenggarakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

 Setelah mendapat izin, pihak madrasah mulai memetakan siswa itu sendiri. Karena hak siswa sebagai seorang pelajar ialah mendapatkan pembelajaran yang layak. Sebagaimana mestinya seorang siswa, apapun keadaanya materi haruslah tersalurkan kepada seluruh siswa/i MAN 2 Banyuwangi. Dengan metode pembelajaran tatap muka ini tidak mensyariatkan siswa untuk masuk sekolah sepenuhnya, tetapi secara bertahap mulai dari percobaan masuk 25% Yang dibagi menjadi dua gelombang berdasarkan nomor urut siswa. Gelombang pertama itu sendiri dimulai pada jam 07.00-10.00. Dilanjutkan minggu berikutnya gelombang kedua sama dengan gelombang pertama prosesnya. kemudian disusul 50% dengan tetap menerapkan standart protokol kesehatan COVID-19 yang mana sebagian siswa melakukan pembelajaran tatap muka langsung di madrasah dan sebagian dilakukan secara daring. Sehingga tidak ada alasan bagi siswa untuk tertinggal pelajaran atau materi.

Madrasah sudah menyiapkan PTM ini secara keseluruhan dan membentuk gugus tugas sehingga kerja gugus itu benar-benar ekstra. Sebagai contoh, bagaimana penyemprotan siswa masuk di madrasah, pengecekan suhu, tempat cuci tangan, berjaga jarak. Seluruh bapak ibu guru, organisasi-organisasi siswa seperti OSIM, PMR, Duber (Duta Kebersihan), Duta Ketertiban dan lain-lain juga berperan dalam mempersiapkan hal ini. “keselamatan adalah aspek yang paling penting untuk semua, karena kalau ilmu pengetahuan bisa ditempuh dengan cara lain seperti daring”. Titah Bapak Anwar selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Banyuwangi.

Sebenarnya, pihak Madrasah sudah mempersiapkan PTM ini sudah lama. Diawal masih daring, sudah mempersiapkan semua fasilitas untuk PTM, sampai pihak madrasah mendatangkan gugus tugas dan kecamatan untuk mengecek keadaan fasilitas yang sudah dipersiapkan. Terdapat sedikit kendala yang dihadapi saat PTM ini, misalnya: ketika siswa-siswi dipersiapkan masuk tatap muka dan ternyata ditemukan beberapa siswa yang saat dicek suhunya mencapai 37 derajat lebih. Ia ditahan atau diistirahatkan terlebih dahulu, Kemudian dicek lagi. Jika suhunya tidak menurun ia diperbolehkan untuk pulang.  

              Bapak muh. Tashil selaku Waka Kesiswaan dan Mudirul Ma’had MAN 2 Banyuwangi mengatakan “menurut aturan juknis yang lama madrasah-madrasah yang memiliki ma’had atau pondok pesantren bisa menghadirkan anaknya untuk bertempat di asrama setelah masa coba PTM atau pelajaran tatap muka selama 1 bulan, 2 bulan baru bisa menghadirkan. Untuk mencegah adanya hal yang tidak diinginkan”  dan disitulah nanti yang bertempat di ma’had atau pesantren bisa di perbolehkan untuk tinggal dan melakukan pembelajaran di ma’had kembali.

Pesan dari Pak Anshori selaku Satgas Covid MAN 2 Banyuwangi, ”Untuk siswa-siswi Man 2 Banyuwangi, mari kita ikuti protokol kesehatan ini. Jangan lupa memakai masker, sering mencuci tangan, tidak berkerumun, menghindari hal-hal yang sekiranya berpengaruh  pada penularan itu sendiri. Maka ada pepatah yang mengatakan ‘Maskerku menyelamatkanmu dan maskermu menyelamatkanku.’ sehingga dengan hal seperti itu, kita terhindar dari wabah tersebut dan kita berdo’a mudah-mudahan pandemi ini cepat berlalu dari Negara kita. Anak-anak yang sudah daring 1 tahun ini  kangen dengan teman-temannya, bapak ibu juga kangen dengan anak-anak sehingga kita bisa berkumpul lagi seperti sedia kala”.

Bapak tashil selaku waka kesiswaan juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada gugus kecamatan, gugus kabupaten, dan gugus provinsi karena telah memberikan kesempatan kepada pelajar khususnya pelajar MAN 2 Banyuwangi untuk bisa melakukan pembelajaran tatap muka. Yang mana hal ini sangat diharapkan bukan dari kalangan pelajar saja namun juga para orang tua. “tidak perlu takut berlebihan dengan adanya COVID-19 ini, karena sesuai dengan sabda nabi bahwa semua itu sudah digariskan oleh Allah SWT selagi kita berikhtiar dengan menerapkan protokol kesehatan maka insyaallah akan dijaga oleh Allah SWT” Pungkas Bapak Anwar.

(Nur Intan Kusuma Dewi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *