Dunia di hebohkan dengan munculnya virus Corona. Virus Corona pertama kali muncul di negara tirai bambu. Virus ini pertama kali muncul di Indonesia pada bulan Maret 2020 (Sumber: DetikNews, 2020). Kemunculan virus ini mengubah hampir seluruh tatanan kehidupan masyarakat diseluruh sektor kehidupan manusia tidak terkecuali dunia pendidikan. Pandemi COVID 19 mengharuskan proses pembelajaran dilakukan secara daring. Proses pembelajaran secara daring mungkin terlihat sederhana dan lebih mudah karena hanya mengandalkan teknologi. Ternyata anggapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Proses pembelajaran secara daring banyak dikeluhkan oleh peserta didik, guru bahkan juga orang tua. Mulai dari kendala jaringan internet hingga sulitanya memahami materi yang disampikan guru.

            Berdasarkan data dari hasil survei KPAI pada tanggal 11-18 Desember 2020 menunjukkan hasil bahwa lebih dari 80% atau 48.817 dari 62.448 peserta didik yang menjadi responden menginginkan proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Sekitar 10% atau 7.390 peserta didik yang lain menyatakan tidak setuju dan 12% peserta didik yang lain menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hampir seluruh peserta didik menginginkan agar proses pembelajaran dilaksanaan dengan tatap muka langsung.

            Peserta didik pada jenjang SMA/MA harus menghadapi banyak sekali mata pelajaran. Selama proses pembelajaran daring para peserta didik dalam satu hari tetap mempelajari lebih dari satu mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang juga harus dipelajari oleh peserta didik pada jenjang SMA/MA adalah mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi membahas segala sesuatu tentang ekonomi mulai dari teori hingga penghitungan. Teori dalam mata pelajaran ekonomi menjadi dasar dalam memahami kondisi ekonomi yang ada sekarang. Teori yang ada dalam mata pelajaran ekonomi tidak hanya satu atau dua teori. Hampir seluruh kejadian ekonomi yang terjadi berhubungan dengan teori ekonomi yang ada. Teori ekonomi diantaranya adalah teori permintaan, penawaran, peredaran uang. Menghafalkan banyak sekali teori ekonomi terkadang membuat peserta didik bingung dan malah malas untuk belajar.

            Salah satu hal yang bisa menjadi alternatif solusi agar lebih mudah memahami tentang teori ekonomi adalah dengan melihat dulu fenomenanya baru dikaitkan dengan teori. Hal ini akan membuat peserta didik lebih mudah memahami tentang teori ekonomi. Jadi para peserta didik tidak hanya sekedar menghafal namun juga memahami. Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk bisa mencapai C3 hingga C6 dalam proses pembelajaran. Berdasarkan taksonomi Bloom C3 merupakan tahap analisis, C4 merupakan tahap sintesis, dan C6 evaluasi. Proses belajar dengan melihat fenomena yang ada dalam masyarakat terlebih dahulu akan membuat peserta didik menganalisis fenomena yang terjadi dan menghubungkannya dengan teori yang ada. Proses pembelajaran dengan melihat fenomena terlebih dahulu juga akan membuat peserta didik lebih mudah memahami teori ekonomi daripada membaca teori di buku dengan bahasa yang tinggi.

            Salah satu materi yang di pelajari dalam mata pelajaran ekonomi kelas X adalah tentang permintaan dan penawaran. Berdasarkan teori ekonomi hukum permintaan adalah “Jika harga naik maka permintaan turun sedangkan jika harga turun maka permintaan naik dalam kondisi cateris paribus”. Jika hanya menghafalkan peserta didik hanya mengingat saja dan mungkin bisa jadi saat menemui suatu kondisi ekonomi terkait teori tersebut mereka masih bertanya-tanya mengapa hal itu bisa terjadi. Nah sekarang coba kita pahami teori ini dengan melihat fenomena yang ada dalam masyarakat. Masyarakat di zaman sekarang lebih memilih untuk membeli HP merk China dari pada merk yang lain. Coba kita cari tahu alasanya, alasanya adalah karena harganya lebih murah. Setelah kita tahu alasanya kita baca lagi tentang teori permintaan “Jika harga naik maka permintaan turun sedangkan jika harga turun maka permintaan naik dalam kondisi cateris paribus”. Ternyata fenomena masyarakat yang lebih suka HP China karena harganya lebih murah sesuai dengan hukum permintaan. Jadi bayangkan saja tentang kondisi terkait fenomena permintaan akan HP China untuk memahami hukum permintaan.

            Pemahaman teori-teori ekonomi dengan melihat kenyataan yang ada dalam masyarakat akan lebih mudah di pahami oleh peserta didik. Hal ini disebabkan peserta didik tidak terjebak dalam teori yang berbahasa tinggi dan membayangkan suatu kondisi yang belum pernah dilihat atau dialami sebelumnya.

Nama   : Latifatul Ilmi Fitriah
Guru    : Ekonomi dan Sosiologi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini