Kepercayaan diri adalah hal yang terpenting dalam menghadapi situasi kehidupan di dunia ini. Rasa percaya diri sendiri bukan hanya sekedar percaya terhadap diri sendiri. Akan tetapi, kolaborasi antara keyakinan dan kemampuan seseorang dalam melaksanakan atau melakukan sesuatu. Stigma masyarakat yang beredar mengenai sifat percaya diri hanya terbatas dimiliki oleh seseorang yang mempunyai fisik yang sempurna, bentuk tubuh yang ideal, atau paras wajah yang rupawan. Padahal hal-hal tersebut bukanlah jaminan seseorang mendapat kepercayaan diri. Tetapi, dari sikap dan perilakulah pancar kepercayaan diri dalam diri seseorang akan nampak.
Membangun rasa percaya dari dalam diri bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan kedua telapak tangan atau sekedar membuat kata motivasi seperti diluaran. Kondisi psikologi sesorang tentulah berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang memiliki sikap percaya diri tinggi ada pula seseorang yang memiliki sikap percaya diri rendah atau biasa kita sebut dengan sikap minder. Hal tersebut turut mempengaruhi perbedaan penanganan dalam membangun percaya diri seseorang.
Layaknya sebuah bangunan, jika salah satu materialnya kurang atau bahkan fondasinya tersebut tidak kuat, maka runtuhlah bangunan tersebut bahkan membuat kerugian atau menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Begitulah gambaran yang sama halnya dengan membangun sebuah kepercayaan diri. Semua butuh proses tidak instan dan semua butuh pertimbangan untuk kematangan berperan. Tidak mudah namun tidak sulit juga jika kita mengetahui kuncinya.
Salah satu cara sederhana yang dapat kita terapkan untuk membangun dan memupuk rasa kepercayaan diri adalah dengan cara mencintai diri sendiri atau istilah sekarang oleh kaum milenial biasa disebut dengan Self-love. Dewasa ini, istilah Self-love banyak digaungkan oleh para kawula muda, influencer, para psikiater dan lain sebagainya. Semua saling berkontribusi dan bersinergi untuk mengampanyekan Self-love ini. Hal itu terjadi bukan tanpa alasan dilakukan. Pada zaman sekarang yang semua serba berbasis teknologi informasi dengan bebas bisa memberikan komentar baik maupun yang buruk tanpa filter terhadap kehidupan orang lain meski tidak kenal dengan orang tersebut, jari jemari yang lentur mengetik kalimat nan pedas apapun untuk menghancurkan kepercayaan diri seseorang, bullying juga merajalela dikalangan usia dalam sosial media, serta penyebaran informasi hoax mengenai orang lain pula meski info tersebut tidaklah benar.
Istilah Self-love atau mencintai diri sendiri ini sungguh berbeda dengan berbangga diri. Self-love disini lebih fokus mengutamakan pada membangun kepercayaan diri dan pengembangan kualitas diri. Adapun beberapa langkah untuk menerapkan Self-love dalam kehidupan sehari-hari adalah pertama, eksplorasi spiritualitas diri dengan menguatkan iman dan lebih dekat dengan Allah. Hal ini memberikan suatu kekuatan pada seseorang untuk mampu mengarahkan dirinya dalam mengoptimalkan segala sesuatu yang ada dalam dirinya secara produktif sehingga menemukan hakikat kebesaran Allah. Disini kita dapat menemukan kesejukan hati dan ketenangan batin dalam menghadapi berbagai hal sehingga proses berpikirnya lebih dalam dan bermakna terdahap segala penciptaan Allah yang tidak akan pernah sia-sia termasuk menciptakan dirinya sebagai manusia dengan segala keistimewaannya. Dan hikmah dari meningkatkan keimanan tidak hanya berupa lebih dekat dengan Allah ataupun membangun Self-love sendiri, akan tetapi kebaikan di hari akhir kelak juga akan di dapat seperti yang tertuang dalam QS. Al-Baqarah: 25 “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beiman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahanan dari surga”. Adapun yang kedua, selalu optimis serta berpikir dan bersikap positif dalam segala hal yang dilalui, selalu yakinlah bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik dan kita memiliki potensi luar biasa untuk menghadapinya, serta selalu mensugesti diri untuk menyatakan ‘bisa’ memecahkan tiap kesulitan yang dihadapi karena kita adalah sang juara sejak dalam kandungan. Ketiga, fokusmengembangkan diri dan mengevaluasi diri untuk meningkatkan kualitas hidup. Setiap orang selalu ingin yang terbaik dan selalu mengusahakan kemajuan dalam hidupnya. Proses pengembangan dan evaluasi diri tidak dapat dipisahkan dalam hal tersebut dan tidak terbatas hanya pada jasmani. Akan tetapi dapat diklasifikasi dan dijabarkan seperti megembangkan pengetahuan dengan cara selalu belajar, rajin membaca, meningkatkan produktivitas hidup, mengasah keterampilan dan kreativitas laksana perintah sabda Rasulullah SAW “Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahat”, serta mengembangkan attitude atau akhlak dengan cara selalu berinteropeksi diri, belajar dari pengalaman, serta mengevaluasi sikap. Keempat, membuat rencana hidup dan melakukan “Me Time” atau melakukan quality time dengan diri sendiri seperti melakukan hobi yang disukai di waktu senggang, memberikan waktu luang diri sendiri untuk bersantai sejenak dari segala kepenatan, memaafkan diri sendiri, atau bisa juga dengan menghadiahi diri sendiri dengan menyisihkan biaya untuk perawatan atau berbelanja barang yang disukai dalam batas wajar. Dan kelima, Jangan berhenti untuk selalu menjadi diri sendiri dan bersyukur tiap saat atas nikmat dan berkah yang telah dilimpahkan baik berupa kesehatan, jasmani, atau rohani agar nikmat dari Allah akan selalu bertambah seperti dijelaskan pada potongan ayat QS.Ibrahim:7 “.Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku (Allah) akan menambah nikmat kepadamu”.
Sejatinya manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Terlahir dengan berbagai macam kemampuan dan keunggulan tapi juga tidak terlepas dari kesalahan dan ketidaksempurnaan. Meski takdir sudah terukir bukan berarti pasrah hanya menjalani saja tanpa ada usaha untuk berubah menjadi lebih baik. Self-love merupakan salah satu usaha untuk menambah kemajuan kualitas dalam menjalani kehidupan yang tidak sempurna ini. Mari mengisi ketidaksempurnaan ini dengan sesuatu yang positif. Dan mari merubah diri untuk kemajuan dan bermanfaat bagi semua. Selamat mencintai diri sendiri.
Wiwik Jumakyah, S.Pd
Guru MAN 2 Banyuwangi
Tulisan ini sudah di muat di Radar Banyuwangi