Editor : Nurevania Salza Darma Putri | Publisher : Oktavianous Mularamadhan
News Mandawangi – 7 siswa MAN 2 Banyuwangi berangkat ke UIN Malang pada hari Minggu, 6 November 2022 untuk berlaga di Festival Bulan Pendidikan pada Senin, 7 November 2022.
Festival Bulan Pendidikan merupakan sebuah event yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. MAN 2 Banyuwangi mengirim tujuh siswa untuk menjadi delegasi dan berlaga dengan bersih di dalam event tersebut. Kompetisi tersebut bertemakan “Pendidikan di dalam G20” dengan kategori lomba essay, debat, cipta baca puisi, school plan, dan video kreatif. Kompetisi dimulai dengan pendaftaran pada tanggal 20 September-13 Oktober, kemudian Technical Meeting pada tanggal 14 Oktober 2022 untuk lomba video kreatif dan cipta baca puisi, dilanjutkan dengan pengumpulan karya pada tanggal 15-25 Oktober, penjurian dilakukan pada tanggal 26-29 Oktober, pengumuman finalis pada tanggal 31 Oktober, pelaksanaan final (offline) tanggal 6 November, dan terakhir pengumuman juara tanggal 8 November 2022 (offline).
Dari ketujuh anak tersebut, berhasil mendapatkan juara dari berbagai macam lomba. Di cabang puisi, MAN 2 Banyuwangi mengirimkan beberapa perwakilan, namun hanya 2 yang mampu lolos ke final, Zerlina Aurelia El Sahara (XI MIPA 3) dan Wahyu Aldiansyah (XI MIPA 2). Tapi sayangnya, hanya Zerlina yang berhasil memenangkan lomba cipta baca puisi dan mendapatkan juara 3 Nasional dengan judul “Elegi Derana Era Pendidikan”. Mengetahui dirinya lolos ke semi final Zerlina sangat senang karena dibabak penyisihan dia mendapat peringkat 5 dan saat semi final dia meraih juara 3. Dalam puisinya sendiri memuat makna tentang sebuah pemikiran betapa pentingnya nilai sebuah pendidikan yang masih menjadi polemik di negara indonesia sekaligus merupakan sebuah perwujudan education recovery pasca pandemi menuju Indonesia yang lebih baik.
Zerlina mengaku bahwa dirinya sering membuat puisi bahkan ada puisi yang sudah tercetak menjadi sebuah buku, karna menurutnya membuat puisi adalah salah satu bentuk syukur, menuangkan perasaannya ke dalam kata-kata hingga tercipta sebuah puisi yang penuh makna. Harapan kedepannya, semoga Zerlina dan teman-temannya lebih semangat lagi untuk menggali prestasinya sehingga bisa mengharumkan nama Mandawangi dan nama sendiri. “Jangan keenakan duduk di zona nyaman karna itu sangat berbahaya,” ujar Zerlina.
Mandawangi juga berhasil menyabet juara di bidang lomba video kreatif. Galank Ryan Adriano (XI IPS 1) dan Oktavianous Mularamadhan (XI IPS 1) berhasil mendapatkan juara 3 tingkat Nasional dengan video berjudul “Peran Pelajar Sebagai Konstribusi Aktif Dalam Presidensi G20 Indonesia”. Galank mengaku tema dan judul tersebut terinspirasi dari data-data mengenai kualitas pendidikan di Indonesia, jadi ada dorongan sebagai pelajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya dengan memanfaatkan agenda prioritas dibidang pendidikan pada G20 Indonesia dengan mengimplementasikanya ke dalam sebuah video. Di saat final, keduanya harus mempresentasikan materi yang ada dalam video tersebut secara offline dan mendapatkan kesan tegang karena harus bertatapan langsung dengan para dewan juri dan finalis lainnya. “Jangan takut untuk memulai, jangan takut untuk gagal. Kegagalan atau kalah dalam perlombaan adalah suatu proses menuju keberhasilan dan kemenangan. Tetap semangat,” ujar Galank memotivasi teman-temannya.
Selain Galank dan Vian, Mandawangi mengirim satu tim lagi untuk mengikuti lomba video kreatif, Sania Nikmatul Azizah (XI IPS 1) dan Cendikia Kathong Santri Handaru (XI IPS 1) dan berhasil mendapatkan prestasi yang sangat membanggakan, sebagai juara 1 video kreatif tingkat Nasional. Sania mengaku bahwa ia dan rekannya sempat tidak percaya dengan diri mereka sendiri dan ingin mengundurkan diri sebelum mereka membuat video tersebut. Tetapi akhirnya mereka bersyukur ketika tahu kalau mereka lolos ke babak final dan mulai mempersiapkan media untuk digunakan sewaktu presentasi secara offline di UIN Malang. “Ayo yang lain jangan ragu untuk memulai, optimis terus hilangkan pikiran negatif yang membuat kita semakin pesimis jangan lihat hasilnya tapi lihat apa yang sudah kita hasilkan.” Motivasi dari Sania untuk teman-temannya.
Adapun siswi kelas XII MIPA 5, Ayulia Mutia Susanti yang juga tak kalah saing dengan lainnya serta berhasil mendapatkan juara 1 lomba essay tingkat Nasional. Tujuan Ayulia dalam mengikuti essay adalah ingin terus mengasah skill yang ada dalam dirinya. Sebelumnya Ayulia sering membuat essay, ada 3-5 lebih karya essay yang pernah dibuat Ayulia. Pelaksanaan final adalah tahap presentasi yang berupa pertanggung jawaban atas essay yang telah dibuat. Susunan presentasinya adalah 9 menit penyampaian presentasi dan 7 menit sesi tanya jawab. Dengan waktu sedemikian itu, Ayulia mampu menaklukan dan mengalahkan semua lawannya. “Prestasi itu diperjuangkan, bukan hanya menjadi mimpi yang terus menjadi mimp.” Motivasi yang disampaikan oleh Ayulia untuk teman-temannya.
Akhmad Danu dan Danang Febrian Zurizal – News mandawangi