Salah satu masalah terbesar bagi para siswa dan siswi ketika mulai menginjak kelas 12 SMA adalah bingung memilih jurusan kuliah, akhirnya tak sedikit dari mereka yang merasa salah mengambil jurusan pada perguruan tinggi negeri. Mengapa hal ini bisa terjadi? salah ambil jurusan merupakan akibat dari persiapan yang kurang saat akan memilih jurusan untuk melanjutkan ke jenjang kuliah, selain itu ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kenapa sesorang atau calon mahasiswa salah memilih jurusan seperti, tidak adanya jurusan yang sesuai di daerah asal, pilihan orang tua, dan tidak lulus seleksi di jurusan yang diinginkan. Selin itu mahasiswa memilih jurusan yang mainstream yang dibutuhkan di dunia kerja seperti, kedokteran, ekonomi, hukum, akutansi, dan lainnya. Meskipun jurusan-jurusan tersebut tidak sesuai denga minat dan keinginannya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang hanya ikut-ikut an teman saja.
Padahal bakat dan minat yang terhubung dengan jurusan kuliah yang dipilih akan menentukan masa depan mereka sebagai mahasiswa. Jurusan merupakan sebagai jembatan mahasiswa yang menghubungkan ke dalam panca indera untuk meningkatkan kualitas dan skil mereka. Oleh karena itu jurusan kuliah atau program studi bagi seorang siswa yang akan menjadi mahasiswa harus dipikirkan secara matang lebih awal berhubung hal tersebut merupakan hal penting dalam menentukan masa depan. Namun kenyataan nya mengutip dari iNews id, mengatakan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Career Center Network (ICCN) menunjukkan sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia mengakui jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minatnya. Umumnya para mahasiswa baru menyadarinya ketika sudah memasuki satu tahun atau lebih masa kuliah. Padahal pada fase ini mereka baru berhadapan dengan mata kuliah dasar umum.
Lingkungan Keluarga menjadi salah satu faktor yang mempunyai andil terpenting pada problematika ini, keluarga seharusnya memberikan kepercayaan serta kebebasan memilih jurusan yang diminati oleh anak mereka, bukan malah memberikan tekanan kepada anak-anak mereka, karena sejatinya yang akan menjalani masa depan dari seorang anak adalah diri mereka sendiri bukan dari orang tua, sering nya keinginan orang tua yang tidak dapat terwujud pada usianya dulu, menyebabkan para orang tua memaksakan kehendak atau keinginan yang bahkan tidak sama dengan keinginan dari sang anak tersebut. Hal ini lah yang memicu banyak terjadi para mahasiswa yang merasa salah mengambil jurusan. Tapi, tidak jarang juga seorang calon mahasiswa yang awalnya merasa yakin dengan suatu jurusan, tetapi semakin lama ia menjadi ragu setelah diterima di jurusan tersebut dan kadang juga terjadi sebaliknya, yakni ketika mengikuti tes seleksi masuk perguruan tinggi kemudian lolos bukan pada jurusan impiannya.
Tak dapat dipungkiri cenderung para siswa masih banyak yang tidak paham mengenai potensi yang dimilikinya, serta jurusan apa yang di inginkan sebenarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu perusahaan rintisan hasil binaan Skystar Ventures, Tech Incubator Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yakni Youthmanual, ditemukan fakta yang cukup menarik yakni 92% siswa SMA sederajat merasa bingung dan tidak tahu akan menjadi apa kedepannya. Padahal Ada guru BK di Sekolah, yang seharusnya dapat berperan untuk meminimalisir masalah tersebut, namun nyatanya tidak semua guru BK yang ada di Sekolah berperan aktif dalam memberikan solusi yang tepat bagi kebanyakan siswa. Masih saja terdapat guru BK yang sama sekali tidak membantu menyelesaikan masalah para siswa, dan hanya mengatakan kata “terserah” saja, tentunya hal ini tidak dapat membantu para siswa sama sekali.
Salah pilih jurusan tentunya akan membawa dampak yang signifikan terhadap kehidupan para mahasiswa di masa yang akan datang. Selain membuang waktu, salah memilih jurusan juga akan mengakibatkan kita tidak menikmati masa perkuliahan kita. Hal ini berpengaruh terhadap psikologi dan juga akademis kita. Daya juang kita dalam mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan minat ataupun kepribadian dan kemampuan adalah hal yang sulit. Pada akhirnya kita akan merasa berada di dalam tekanan dan sulit untuk berkonsentrasi. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap nilai akademis kita. Prestasi kita di perguruan tinggi menjadi tidak optimal dan akan timbul masalah seperti mengulang mata kuliah yang berpengaruh terhadap waktu dan juga biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Puncaknya adalah kita terancam Drop Out (DO). Tak sampai disitu saja setelah kita menyelesaikan kuliah yang salah jurusan, aka nada masalah lain yang akan timbu nantinya yakni pada saat mencari pekerjaan. Karena kuliah di jurusan yang salah sehingga ketika mencari pekerjaan akan menjadi bingung sehingga, pada akhirnya bekerja hanya berorientasi kepada uang. Bekerja hanya berorientasi uang hanya akan menimbulkan kejenuhan karena ketidaknyamanan. Apabila dipaksakan akan menimbulkan stress yang berdampak buruk terhadap kesehatan dan kebahagiaan hidup. Tentunya kita tidak ingin mengalami hal tersebut bukan?
Untuk mencegah hal tersebut, sejatinya ada beragam cara yang bisa dilakukan, seperti melakukan tes bakat minat, para calon mahasiswa diharapkan sering-sering mencari informasi lebih mendalam tentang jurusan yang akan diambil nantinya. Hal yang paling penting tentunya adalah mengenali bakat dan minat terlbih dahulu, agar bisa menyesuaikan mengenai apa yang akan diambil nantinya, Serta tak lupa mendiskusikan apa yang ingin dipilih pada orang tua, karena sejatinya keberhasilan kita juga tergantung dari ridho orang tua.
Penulis : Shoimatul Fajriyah Siswa Kelas XII IPS 2 MAN 2 Banyuwangi
Tulisan ini sudah di muat/ di terbitkan oleh Radar Banyuwangi