Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Siwa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Banyuwangi menggelar sebuah drama yang menceritakan tentang Peristiwa Supah Pemuda. Drama ini diperankan oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Banyuwangi (MAN Genteng) yang ditampilkan dalam Bahasa Inggris, sebagai media pembelajaran siswa-siswi MAN 2 Banyuwangi. Drama ini dibuka dengan sebuah tembang yang pada umumnya dilantunkan dalam bahasa Jawa, namun dilantunkan dengan cara yang berbeda yaitu dalam Bahasa Inggris. Sebuah tembang yang dilantunkan oleh Bapak Sugiyono, S.Pd , berisikan tentang pesan agar kita tidak melupakan sejarah yang diukir oleh kaum muda pada zaman dahulu, sejarah yang mencetuskan bahwasanya kita bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu yaitu Bahasa Indonesia, Pancasila merupakan filosofi dikehidupan kita. “NKRI Harga Mati” merupakan penutup dari tembang tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, pelaksanaan Kongres pemuda II diperankan oleh Kevin sebagai Sugondo Djojopuspito, Adim sebagai Amir Sjarifudin, Algi sebagai Mohammad Rochjani Su’ud, Arjun sebagai Johannes Leimena, Beril sebagai Muhammad Yamin, dan Balya sebagai Wage Rudolf Supratman. Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres pada masa itu. Begitu juga lagu yang dimainkan dengan biola oleh Balya yang berperan sebagai Wage Rudolf Supratman ini, disambut sangat meriah oleh para siswa-siswi MAN 2 Banyuwangi. Kongres akhirnya ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia yang mewujudkan cita-cita berdirinya Negara Indonesia.