Penulis : Ani Suryani | Editor : Ani Suryani
News Mandawangi – PTA (Penerimaan Tamu Ambalan) MAN 2 Banyuwangi kembali digelar dengan penuh semangat. Saat ini, PTA mengusung semangat kebersamaan dan kreativitas, berlangsung selama dua hari satu malam pada Sabtu–Minggu, 19–20 Juli 2025. Kegiatan tahunan ini dipanitiai oleh Dewan Ambalan Brawijaya yang berkolaborasi dengan para pembina dan pihak terkait. Seluruh siswa kelas 10 MAN 2 Banyuwangi turut serta dalam kegiatan ini.
PTA bukan sekadar agenda formal, tetapi juga ajang untuk menerima dan meresmikan tamu ambalan menjadi bagian dari sangga-sangga kepramukaan. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin kerja sama antara peserta, dewan ambalan, dan juga pembina. Selain itu, PTA juga menjadi momentum untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kebersamaan, serta kreativitas yang menjadi ciri khas dari gerakan pramuka.
Kegiatan dimulai pada Sabtu siang pukul 12.45 WIB dengan apel pembukaan yang berlangsung khidmat. Lia bertugas sebagai MC, Galih memimpin jalannya upacara, dan Kak Tashil hadir sebagai pembina upacara. Acara diawali dengan pembacaan Pancasila dan Dasa Darma oleh perwakilan peserta, dilanjutkan prosesi Mangku Adat oleh Chika dan Haikal. Dalam amanatnya, Pak Tashil menyampaikan pesan tentang dimulainya rangkaian PTA 2025 dan pentingnya semangat kebersamaan. Penyematan tanda pengenal kepada perwakilan putra dan putri peserta PTA menjadi momen sakral yang menandakan resminya para peserta sebagai bagian dari kegiatan. Upacara ditutup dengan pembacaan doa oleh Alfin, kemudian peserta diarahkan ke kelas masing-masing untuk beristirahat sebelum menuju Aula Maduwangi.

Di Aula Maduwangi, kakak Rofi’i memberikan sesi materi yang diawali dengan ice breaking untuk memompa kembali energi peserta. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan dunia kepramukaan di MAN 2 Banyuwangi, termasuk sejarah, makna, simbol, dan nilai-nilai pramuka. Antusias peserta sangat terasa, apalagi saat mereka aktif bertanya dan memberikan tanggapan. Selepas materi, peserta kembali ke kelas masing-masing untuk sholat ashar dan beristirahat sejenak.
Menjelang sore, suasana semakin meriah dengan kegiatan hias kampung. Setiap sangga menampilkan kreativitas terbaik mereka dalam mendekorasi area yang telah ditentukan. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan persiapan api unggun yang dilakukan oleh panitia di belakang area utama. Menjelang malam, peserta membersihkan diri, sholat maghrib berjamaah, serta mengikuti kultum yang diisi oleh peserta pilihan. Kultum ini diselingi sesi tanya jawab yang membuat suasana terasa hangat dan penuh semangat hingga menjelang malam.
Setelah sholat isya berjamaah, peserta menikmati makan malam sebelum diarahkan ke lapangan untuk mengikuti upacara api unggun. Upacara dibuka dengan doa, dilanjutkan pembacaan sandi ambalan, dan amanat pembina tentang sejarah api unggun dan nilai kebersamaan di balik tradisi tersebut. Puncak acara terjadi saat api unggun dinyalakan. Dua petugas pembawa api pusat, lima pembawa api simbol Pancasila, serta sepuluh pembawa api simbol Dasa Darma secara bergantian menyalakan api unggun, disaksikan oleh seluruh peserta dan guru pendamping. Sorak “Jaya, Jaya Brawijaya,” terdengar begitu menggema, memunculkan rasa persaudaraan yang begitu eratnya.
Tak berhenti di sana, malam semakin meriah dengan penampilan pentas seni (Pensi) dari setiap pasukan. Berbagai pertunjukan, seperti tarian, drama, yel-yel, dan nyanyian, memukau penonton dan dipenuhi sorakan meriah hingga larut malam. Para peserta kemudian kembali ke kelas masing-masing untuk beristirahat, bersiap menyongsong keesokan harinya.

Pada Minggu dini hari, tepat pukul 02.00 WIB, calon tamu ambalan dibangunkan untuk melaksanakan prosesi Pindah Golongan. Mereka dibagi per tiga pasukan untuk berkeliling lingkungan madrasah dan menjalani prosesi adat Pramuka Brawijaya, termasuk melalui berbagai rintangan yang telah disiapkan. Upacara pindah golongan berlangsung sakral di bawah arahan pembina, menandai perpindahan mereka dari golongan penggalang ke golongan penegak.
Menjelang shubuh, acara serah terima adat Dewan Ambalan Brawijaya dilaksanakan untuk mengesahkan kepengurusan baru. Tangis sedih maupun haru, semua berkumpul menjadi satu. Usai prosesi, peserta melaksanakan sholat subuh berjamaah, dilanjutkan MCK, senam bersama, sarapan, serta kegiatan sapu jagat untuk membersihkan lingkungan madrasah.
Semua rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan apel penutupan di Gelora Mandawangi. Penyerahan hadiah lomba oleh panitia kepada pemenang lomba pensi dan hias kampung sebelumnya juga telah diserahkan sebelum apel benar-benar berakhir. Dalam penutupan tersebut, para peserta diingatkan untuk terus menerapkan nilai-nilai positif yang mereka dapatkan dari PTA 2025.
Dengan berakhirnya PTA MAN 2 Banyuwangi 2025, harapannya para peserta mampu menjadi generasi muda yang unggul, berkarakter, serta peduli terhadap sesama. Kegiatan ini tidak hanya memberi pengalaman berharga, tetapi juga menjadi momen kebersamaan yang tak terlupakan.
Salam Brawijaya!