Penulis : Alya Eka Septi J. A | Editor/Publisher : Alya Eka Septi J. A
News Mandawangi – Ma’had Al Qosimy gelar acara bersolawat bersama pada Kamis 29, Agustus 2024. acara ini dilaksanakan di Aula Maduwangi mulai pukul 18.20 – selesai. Acara dibuka dengan penampilan hadrah oleh santri putra Ma’had Al Qosimy dan mahasiswa Uimsya. Setelah penampilan hadrah acara dibuka dengan MC dari santri putra ( Syahril ) kemudian dilanjutkan dengan penampilan pidato bahasa inggris dari santri putra . Pidato berisi tentang Motivasi dalam belajar, yang diperlukan oleh siswa dan siswi untuk masa depan yang menjanjikan.
Acara dilanjutkan dengan penampilan hadrah dengan pembacaan Mahallul Qiyam, seluruh santri dan pengurus berdiri tegak dengan khidmat mengikuti lantunan Mahallul qiyam. acara ditutup dengan pembacaan doa oleh bapak Ali Fauzi.
Riyadhoh adalah latihan kejiwaan yang bertujuan untuk menyucikan jiwa dari segala kotoran dan keburukan, sehingga jiwa menjadi bersih, suci, dan siap untuk menerima hidayah dari Allah SWT. Riyadhoh juga bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keridhaan-Nya.
Amalan riyadhoh yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat menjaga seorang mukmin dari kesalahan, baik terhadap manusia ataupun makhluk lainnya, terutama kepada Allah. Selain itu, Allah akan menumbuhkan rasa manis terhadap amal ibadah di hati para mukmin.
Mahallul qiyam adalah sebuah ritual membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sambil berdiri untuk menghormati kedatangannya. Mahallul qiyam biasanya terjadi pada bagian tertentu dari pembacaan maulid, seperti saat membaca kitab Barzanji, yang berisi pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Hukum berdiri saat mahallul qiyam tidak wajib, tetapi adabnya menyambut sosok yang mulia mengharuskan jamaah berdiri sebagai penghormatan setinggi-tingginya. Berdiri saat mahallul qiyam juga menjadi bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW.Dilanjutkan dengan mauidhoh hasanah ( ceramah / sambutan ) dari bapak kepala madrasah, Bapak Saeroji M, Ag selaku mudhirul Ma’had mengenai kelebihan seorang santri / anak yang ada di asrama adalah anak2 yang siap untuk terjun di masyarakat, merupakan anak yang unggul tidak kalah dengan anak yang tidak asrama. Membahas tentang ciri-ciri anak / santri yang ada di asrama, mereka terbiasa untuk sholat jamaah, sholat tahajud, membaca Alquran, mengaji berbagai kitab yang juga merupakan bentuk dari riyadoh seorang santri melalui pendidikan akhlak. Bapak Saeroji juga memberikan motivasi pada para santri bahwa mereka yang ada di asrama diibaratkan sebagai tanaman yang tumbuh subur karena diberi pupuk yang terjamin ( pupuk yang dimaksud sholat jamaah, wirid, tahajud, mengaji )