Penulis : Anggita Salsabilla | Editor : Zhahrotus Shitta
News Mandawangi – MAN 2 Banyuwangi mendengar kabar bahagia, Bhagas Kara Putra Ghandi seorang siswa kelas X-C berhasil mengukir prestasi dengan memenangkan lomba cerpen tingkat SD,SMP, dan MA melalui karya yang bertemakan “Reputasi yang Ternoda”, sebuah cerita menarik menggambarkan adanya konflik sosial di media digital yang sangat relevan dengan kehidupan remaja pada masa kini. Lomba ini di selenggarakan oleh Kementerian Agama, ia memperoleh informasi tersebut melalui Instagram “Ceris Indonesia”. Kegiatan lomba tersebut di selenggarakan mulai tanggal 21 Desember 2024 sampai 18 April 2025 dan pada tanggal 30 April diadakannya komunikasi, sinkronisasi, sampai terbit ber-ISBN unlimited.

Isi dari cerpen yang dituliskan oleh Bhagas mengisahkan tentang seseorang pemuda bernama Raka, seorang remaja yang membela agamanya di media sosial namaun dengan cara yang salah – dengan cara menjelekkan agama lain. Akibat perbuatannya, Raka dijauhi teman-temannya dan dicap munafik meskipun sudah meminta maaf. Cerita semakin kompleks saat muncul akun anonim yang menyebar fitnah tentang Raka melalui laptop perpustakaan. Bersama sahabatnya Arjuna, Raka menyelidiki kasus ini dan menemukan bahwa pelakunya adalah Vano, teman sekolahnya sendiri. Akhir cerita ditutup dengan pertanggungjawaban moral di hadapan kepala sekolah, di mana keduanya akhirnya menyesali perbuatannya.
Bhagas mengangkat cerita ini dikarenakan ia terinspirasi dari pengalaman dan pengamatannya terhaap lingkungan yang ada di sekitarnya, terutama pada pergaulan di media sosial. “Proses pembuatan cerpen ini membutuhkan waktu delapan hari, dengan 5 hari untuk memikirkan ide dan tiga hari untuk menulis naskahnya (kata bhagas).
“Saya biasanya menulis di teras masjid, tempat yang tenang membantu saya untuk berfikir” ujarnya. Ia juga menyampaikan bahwa tema dari lomba tersebut menjadi motivasi bhagas dalam membuat cerpen.
Saat diumumkan sebagai pemenang, Bhagas mengaku sangat senang dan tidak menyangka bisa juara “Saya sendiri masih amatir dalam menulis cerpen”. Prosesnya juga sederhana, saya hanya langsung mengetik begitu idenya terkumpul,” ungkapnya dengan rendah hati.
Cerpen “Reputasi yang Ternoda” tidak hanya menampilkan konflik remaja, tapi juga menyampaikan pesan moral tentang pentingnya cara yang bijak dalam menyampaikan pendapat, terutama di ruang publik seperti media sosial.